1. Wanita jadi lebih rentan kepada infeksi saluran kemih
Kaum wanita sepakat bahwa infeksi saluran kemih menjadi bagian dari kenyataan keberadaannya.
Dr. Leah Millheiser dari Nuelle mengatakan, “Kebanyakan wanita yang aktif secara seksual akan mengalami infeksi tersebut dalam hidupnya. Infeksi tersebut muncul karena bakteri (biasanya bakteri E. coli) yang mengelilingi bukaan vagina merambat ke dalam kantung kemih sewaktu dan sesudah hubungan seks.”
“Cara terbaik pencegahan? Jika bisa, mandilah sebelum melakukan seks dan bilaslah daerah bukaan
kelamin dengan pembersih yang lembut. Ini akan membantu mengurangi jumlah bakteri yang ada.”
2. Queefing akan menjadi lebih sering
Queefing dapat terjadi ketika melakukan seks dengan berapi-api. Ya, memang memalukan, tapi itu normal.
Kata Dr. Millheiser, “Queefing adalah letupan udara yang terdengar ketika kantong udara terdesak keluar vagina. Seks bukanlah satu-satunya saat kejadian queefing ini, kaum wanita terkadang mengalaminya ketika melakukan kegiatan fisik (misalnya yoga dan Pilates).”
“Gerakan Kegels dapat membantu mengurangi kejadian queefing karena memperkuat landasan pelvik.”
3. Seks mengundang lebih banyak seks
“Semakin positif pengalaman seksual seorang wanita, semakin ia menginkan seks di masa depan. Bagi wanita yang mengalami menopause, salah satu dampak samping melakukan seks beberapa kali seminggu adalah pencegahan penyempitan vagina, yang dapat menyakitkan selagi bersetubuh.”
4. Wajah menjadi merona
Selagi terangsang secara seksual, pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit membesar sehingga menimbulkan pendar kemerahan di dada dan wajah wanita, kata Millheiser. Ini adalah tanggapan normal dari sistem syaraf kita dan menjadi tanda bahwa semuanya berjalan baik.
5. Meningkatnya ambang rasa sakit
“Selagi terangsang secara seksual, ambang rasa sakit seorang wanita malah meningkat, yang artinya mereka tidak terlalu merasakan sakit dibandingkan ketika mereka sedang tidak melakukan seks,” kata Dr. Millheiser.
6. Wanita merasa sangat santai
Seks melepaskan ketegangan, menurunkan tingkat stres dan membuat tidur nyenyak.
Kata Dr. Jess, seorang seksolog untuk Astroglide, “Bagian celebral cortex di otak terhenti ketika sedang orgasme, sehingga cingulate cortex dan amygdala mengirim pesan ke bagian-bagian lain dalam otak untuk menghentikan semua gairah seks.”
“Hasilnya adalah tercetusnya bahan-bahan kimia perangsang tidur seperti serotonin dan sejumlah opioid yang melarutkan kita ke keadaan santai dan mengantuk.”
Walaupun para pakar menganjurkan agar wanita memang kencing sesudah melakukan seks, kadang-kadang wanita merasa masih ingin kencing walaupun kemih sudah kosong.
Sejumlah penjelasan yang mungkin adalah tekanan fisik pada kantung kemih. Karena G-spot membengkak, kantung kemih tertekan sehingga terasa seperti ingin kencing lagi.
Kontraksi otot-otot landasan pelvik yang terjadi selagi orgasme dapat mengubah persepsi subyektif tentang volume kemih.
Dan, kata Dr. Jess, “Bagi beberapa wanita, kantong kemih mereka dapat terisi selagi melakukan hubungan seks. Suatu penelitian mengungkapkan, bahkan di antara mereka telah mengosongkan kantong kemihnya sebelum seks, beberapa di antaranya terisi lagi sewaktu rangsangan seks meningkat.”
8. Liang dubur akan terbiasa melumasi diri
Yang ini terjadi kalau seorang wanita melakukan dan menikmati seks melalui dubur.
Kata Casey Calvert, seorang pelakon adegan dewasa, “Bagi banyak orang, ketika tubuh mereka menjadi terbiasa dengan sesuatu di belakang sana, dubur mulai melumasi diri. Usus besar memang mengeluarkan lendir untuk kegiatan normal (yaitu BAB), dan menjadi terlatih untuk mengeluarkan lendir yang sama untuk seks secara anal.”
No comments:
Post a Comment