1. Tidak Terlalu Berbeda dari Pria
Orgasme melibatkan kontraksi hebat otot-otot panggul, diikuti dengan semburan kenikmatan. Ketika para peneliti mengukurnya, mereka mengungkapkan bahwa waktu dan lamanya kontraksi-kontraksi ini serupa pada pria maupun wanita.
Peningkatan degup jantung, tekanan darah, dan hiperventilasi juga sama. Demikian juga dengan kadar cetusan hormon oksitosin. Penelitian bahasa mengungkapkan bahwa pria dan wanita menggunakan kata-kata yang sama untuk menjelaskan tentang rasa klimaks tersebut.
Bahkan orgasme berganda bukan hanya milik kaum wanita. Ada sebagian kecil kaum pria yang mampu melatih diri mereka hingga bisa terus-menerus mencapai orgasme secara berturutan.
2. Kaum Wanita Juga Alami Ejakulasi Prematur
Ejakulasi prematur yang kerap dikaitkan dengan kaum pria, ternyata terjadi juga pada kaum wanita. Sebuah penelitian di Portugal pada 2011 menanyai 510 wanita tentang pengalaman mereka mencapai klimaks dini.
Ternyata, sekitar 40 persen penjawab mengatakan mereka setidaknya pernah sekali terlalu dini mencapai puncak. Sekitar 14 persen mengatakan mereka sering mengalaminya.
Lebih penting lagi, penelitian itu mengamati bahwa sekitar 3 persen kaum wanita menderita ejakulasi dini sedemikian seringnya sehingga merasa malu, bahkan bisa terhitung sebagai suatu penyimpangan.
3. Ada Dua Jenis Ejakulasi Wanita
Bagi sebagian kecil kaum wanita, pencapaian orgasme merupakan hal yang merepotkan dalam artian sebenarnya. Saluran kemih mereka mengeluarkan zat keputihan seperti susu yang terlihat mirip dengan ejakulasi kaum pria.
Namun demikian, tidak semua wanita mencapai ejakulasi seperti itu. Ada 2 jenis yang sangat berbeda. Kebanyakan kaum wanita mengeluarkan cairan putih susu itu dari kelenjar Skene. Yang lainnya, menyemprotkan hampir segelas penuh cairan sehingga seperti mengompol.
Ternyata memang mengompol. Menurut suatu penelitian pada 2015, kaum wanita yang menyemprot memang mengosongkan kantung kemih sesudah melakukan seks. Analisa terhadap cairan membenarkan bahwa cairan itu memang urine.
Sementara itu, cairan putih susu pada beberapa wanita, memang serupa dengan urine tapi dengan satu perbedaan, yaitu adanya antigen prostatik yang lebih lazim didapati dalam ejakulasi kaum pria. Sejak saat itu, ada usulan agar istilah 'ejakulasi kaum wanita' hanya diberlakukan pada jenis yang ke dua.
4. Kaum Lesbian Mengalami Orgasme Lebih Nikmat
Pada kaum pria, baik homoseks maupun heteroseks, pengalaman orgasmenya sama. Tapi, bagi kaum wanita, kenikmatan orgasme sangat dipengaruhi oleh orientasi seksual.
Suatu penelitian pada 2014 mengungkapkan bahwa kaum lesbian mengalami kira-kira 12 persen lebih banyak orgasme dibandingkan dengan kaum wanita heteroseksual.
Sekitar 25 persen kaum lesbian melaporkan mencapai klimaks dalam setiap hubungan seksual. Lebih dari setengah kaum wanita lesbian mengalami orgasme dalam sekitar 75 persen hubungan. Keintiman seksual mereka juga berlangsung lebih lama.
Tapi, wanita heteroseksual tidak perlu iri. Penelitian yang sama juga mengungkapkan bahwa wanita heteroseksual memiliki keseringan orgasme yang lebih baik dibandingkan dengan kaum wanita biseksual yang hanya mengalami klimaks kurang dari dua per tiga jumlah kegiatan seksual mereka.
5. Kaum Wanita Bisa Orgasme Karena Olah Raga
Salah satu hal paling mengesalkan ketika menjomblo adalah sangat kurangnya orgasme. Tidak seperti kaum pria, ada sebagian kecil kaum wanita yang mendapat jalan keluar. Menurut penelitian dalam Sexual and Relationship Therapy, hampir seperempat kaum wanita mengalami orgasme ketika sedang olah raga.
Dari 503 wanita yang ditanyai, sekitar 23 persen mengatakan bahwa mereka mengalami setidaknya satu kali orgasme saat berolah raga. Mereka yang meraihnya mengaku bahwa orgasme itu datang berulang.
Latihan perut disebut sebagai yang paling sering menjadi penyebab dan menjadi pemicu pada kira-kira setengah jumlah kejadian orgasme olah raga. Tapi, yoga, lari, angkat beban, dan berenang juga disebut-sebut menjadi penyebab.
Sayangnya, ada syarat tertentu. Sekitar 31 persen yang ditanyai mengatakan tidak ada perasaan seksual apapun ketika sedang olah raga. Kabar baiknya, sekitar 46 persen yang mengatakan tidak mengalami orgasme seksual ternyata masih bisa mengalami kenikmatan seksual dari olah raga.
6. Semua Wanita Sanggup Mencapai Orgasme
Selama beberapa tahun, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 10 hingga 5 persen kaum wanita tidak pernah mencapai orgasme ketika melakukan seks. Karena itu, masyarakat semakin sadar bahwa memang ada sejumlah wanita yang tidak bisa ke "sana".
Tapi ada pandangan berbeda. Menurut sejumlah pakar seks, secara jasmani semua wanita sanggup mencapai orgasme. Masalahnya lebih terletak kepada pertemuan dengan pasangan yang tepat, mengungkapkan kemauan, dan melakukan eksperimen dengan gigih.
Hambatan orgasme sepertinya lebih merupakan masalah psikologis, bukan jasmani. Jadi, semua orang berpotensi mengatasinya.
Pendidik seks bernama Deborah Sundahl dan Dr. Susan Block bahkan mengaku bahwa beberapa wanita yang mengira tidak akan pernah bisa orgasme sebenarnya telah meraih ejakulasi saat melakukan seks tanpa mereka sadari.RupiahQq
No comments:
Post a Comment