Sihanoukville
Kamboja hanya memiliki garis pantai sepanjang 443 kilometer, dan Sihanoukville merupakan destinasi pantai terbaiknya. Provinsi yang berada di selatan negeri ini mengoleksi sejumlah pulau dan resor mewah. “Rata-rata pulau ini dimiliki pengusaha,” jelas Norng. Aktivitas utama di Sihanoukville adalah bersantai di pantai, menyantap seafood, serta tur ke pulau-pulau cantik di tepian Teluk Siam. Sihanoukville telah memiliki bandara, tapi penerbangan ke sini harus dilakukan melalui Siem Reap. Norng lebih merekomendasikan wisatawan menjangkaunya dengan berkendara selama empat jam dari Phnom Penh agar bisa menyerap “panorama alam yang menawan.” Kita akan dibawa mendaki perbukitan, melewati perkampungan, serta menembus hutan.
Phnom Penh
Lazimnya ibu kota negara Dunia Ketiga di Indocina, Phnom Penh merupakan kombinasi yang romantis sekaligus kacau antara gedung-gedung warisan penjajah, kuil dan istana milik kerajaan, serta bangunan modern yang menyempil di antara mereka. “Suasana kota ini sangat meriah. Di sini pula kita bisa menemukan lebih dari dua juta warga yang menetap dan berasal dari berbagai latar belakang budaya,” ungkap Norng. Phnom Penh juga merupakan destinasi wisata andalan Kamboja. Selain berbelanja di Central Market, bersantai di Foreign Correspondents Club, atau mencicipi kuliner ekstrem semacam tarantula goreng, banyak turis datang ke kota ini guna menyaksikan sisa-sisa kekejaman Khmer Merah.
Mondulkiri
Kendati berstatus provinsi terluas di Kamboja, Mondulkiri kurang dikenal di kalangan turis. Akan tetapi, bagi antropolog dan pencinta budaya, tempat ini sangat menarik didatangi. Mondulkiri didiami oleh setidaknya 10 suku minoritas yang hidup di dataran tinggi dan mempraktikkan kebudayaan berusia ribuan tahun. Salah satu suku yang hidup di sini adalah Phnong. “Suku ini awalnya terisolasi,” ujar Norng, “tapi pemerintah lalu turun tangan dengan membangun jembatan dan jalan guna membuka akses.” Guna merawat kekayaan kultural Mondulkiri, pemerintah menetapkan kawasan ini sebagai destinasi ekowisata.
Tonle Sap
Seperti sehelai daun di atas peta Kamboja, Tonle Sap adalah danau raksasa yang membentang hingga 16.000 kilometer persegi, memproduksi 300.000 ton ikan per tahun, menghidupi sekitar 1,5 juta nelayan dan petani. Tonle Sap juga merupakan objek wisata yang populer. Kita bisa mengarunginya menaiki speedboat, termasuk untuk mengunjungi Phnom Penh dan Siem Reap. “Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan natural yang menawan,” kata Norng. Di Tonle Sap terdapat desa-desa yang ditaburi rumah panggung. “Kita bisa datang dan berinteraksi dengan warga, mengenal cara hidup mereka, juga berbelanja di pasar apung,” sambung Norng.
Angkor Wat.
Bagi Norng Sakal, Angkor Wat adalah situs sejarah yang paling ikonis di Kamboja. Pamornya mungkin setara dengan Borobudur bagi Indonesia. Angkor Wat, candi yang didirikan oleh Raja Suryavarman II, bersemayam di Angkor Archaeological Park, kompleks raksasa seluas 400 kilometer persegi yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia. Untuk menyelami keindahan dan sejarahnya, Norng menyarankan kita menghabiskan waktu antara dua hingga tiga hari. “Di sekitar kompleks ini terdapat banyak penginapan, memudahkan wisatawan saat mengeksplorasi Angkor Wat,” tambahnya. Penjelajahan di sini bisa dilakoni dengan menaiki sepeda atau tuk tuk, tapi Norng menyarankan kita berjalan kaki agar lebih leluasa menghampiri titik-titik yang tersembunyi.
Preah Vihear
Candi berarsitektur Khmer ini telah dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia pada 2008. Keputusan UNESCO ini tak Cuma meniupkan angin segar bagi industri pariwisata Kamboja, tapi juga memberi amunisi bagi Perdana Menteri Hun Sen untuk menegaskan hak Kamboja dalam kepemilikan Preah Vihear. Maklum, candi ini telah lama menjadi rebutan dalam konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand. “Kedua negara saling mengklaim, tapi Kamboja adalah pemiliknya yang sah,” tegas Norng. Periode terbaik untuk mengunjunginya adalah antara Januari hingga Mei saat curah hujan minim.
Kratie
“Berapa banyak negara yang menjadi habitat lumba-lumba air tawar?” tanya Norng. Irrawaddy dolphin hidup di Sungai Ayeyarwady, Mahakam, dan Mekong. Kratie, provinsi yang dilewati Mekong, merupakan salah satu tempat ideal di Kamboja untuk menyaksikannya. “Turnya ramah untuk keluarga. Beberapa warga menyewakan rumahnya kepada turis yang ingin menghabiskan malam di sana,” ujar Norng. Bisa menyaksikan Irrawaddy dolphin adalah pengalaman berharga. Populasinya di Mekong tersisa hanya 78-91 ekor.
No comments:
Post a Comment